Menjadi Juru Dakwah yang Handal

Rp184.000

JUDUL BUKU : Menjadi Juru Dakwah yang Handal
JUMLAH HALAMAN :  253 HALAMAN
NOMOR ISBN : Dalam proses pengajuan

SINOPSIS :

Allah membuka peluang bagi hamba-Nya untuk berkiprah di dunia ini sebagaisarana untuk sosialisasi diri, sebagai wadah untuk menuangkan ide dan pemikiranpositif serta sebagai tempat untuk mengoptimalkan potensi hingga sarana untukmengais rezeki, sejak dari petani, pedagang,  pendididik, sosial dan budaya, sebagaipejabat negara  hingga sebagai da’i. julukan yang terakhir ini jarang orang yang mauberkecimpung didalamnya selain merupakan lahan yang kering dari rezeki juga jabatan yang tidak menarik, dia hanya dipakai ketika ada acara pengajian saja bahkanlebih ekstrim lagi sang da’i hanya sebagai alat untuk menggolkan keinginan syahwatpolitik para penguasa.

Namun sepanjang kehidupan manusia, posisi yang paling mulia di hadapanAllah adalah juru dakwah, yang menyampaikan kebenaran Islam kepada ummatmanusia yang diawali oleh para nabi dan rasul hingga ulama, da’i, ustadz dan mubaligh, Allah menyebutkan baiknya posisi ini sebagaimana firman-Nya Siapakahyang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerahkan diri?” [Fushilat 41;33]

Setiap muslim bisa jadi da’i, dalam arti dia berkewajiban untukmenyampaikan risalah islam semampunya walaupun hanya sepotong ayat dan hanyasepenggal hadits sebagaimana Rasul menyatakan, “Sampaikanlah apa yang kau peroleh dariku meskipun satu ayat”. Namun sebagai da’i yang professional apalagisebagai ulama, maka harus dipersiapkan segalanya, selain ilmu dan  waktunya juga finansialnya, artinya da’i adalah orang yang mampu dari segi keuanganqadirun alalkasbisehingga untuk urusan dapurnya  tidak mengandalkan hasil dari dakwah, diapunya pekerjaan lain yang menghasilkan bahkan pekerjaan  itu menunjang lancarnyakegiatan dakwah.

            Seorang da’i akan tetap berdakwah walaupun dia sudah punya  posisi baiksebagai pejabat, apakah sebagai anggota dewan, kepala daerah dan lainnya, tentudakwah dalam bentuk  keteladanan seperti sikap amanah dalam menjalankan tugassebagai pejabat. Seorang dokter, polisi, tentara atau politisi tetap bisa berdakwahmelalui posisinya itu, walaupun dia tidak tampil ceramah dan khutbah, dengandemikian tidak ada peluang bagi seorang da’i untuk tidak berdakwah sesuai dengankapasitas masing-masing.

           Satu ketika, seorang pejabat di sore hari sedang menyiram bunga-bunga yang tumbuh di samping rumahnya, itulah kegiatan rutin  yang dikerjakannya sepulang darikerja, selain hobi juga mengisi waktu, satu kesempatan saat dia sedang melakukanaktivitasnya itu, datang seorang da’i muda menghampirinya, menawarkan kepadanyapekerjaan yang lebih besar dari hanya sekedar menyiram bunga di sore hari, karenabetapa sia-sianya waktu seorang pejabat setelah tugas di kantor dihabiskan untukberkebun bunga, tawaran itu diterimanya dengan baik yaitu sebagai da’i yang mengajak ummat kepada kebaikan bahkan akhirnya sang tokoh ini jadi pemimpinpenting pada sebuah pergerakan dakwah.

 

Shopping Cart